Kamis, 13 September 2012

ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS PADA Sdr. K GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT



BAB I
Tinjauan Pustaka

A.    Pengertian
Ketidakefektivan pola napas adalah inspirasi dan / atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi yang adekuat (Wilkinson, 2007).

B.     Etiologi
Menurut Wilkinson (2007) etiologi dari masalah keperawatan ketidakefektivan pola napas, antara lain:
a.       Ansietas
b.      Kelelahan otot-otot respirasi
c.       Penurunan energi/kelelahan
d.      Deformitas dinding dada
e.       Nyeri
f.       Disfungsi neuromuskular

C.     Batasan Karakteristik
Menurut Wilkinson (2007) batasan karakteristik dari masalah keperawatan ketidakefektivan pola napas, antara lain:
a.       Dispnea
b.      Napas pendek
c.       Perubahan gerakan dada
d.      Napas cuping hidung
e.       Penggunaan otot-otot bantu pernapasan

D.    Patofisiologi dan Pathway Keperawatan
Cedera kepala adalah satu di antara kebanyakan bahaya yang menimbulkan kematian pada manusia. Dari semua kasus cedera kepala di Amerika Serikat tahun 1985, 49% disebabkan oleh kecelakaan sepeda motor, dan jatuh merupakan penyebab umum kedua. Sedera kepala paling sering ditemukan pada usia 15 sampai 24 tahun. Dan dua kali lebih besar pada pria dibandingkan pada wanita (Hudak dan Gallo, 1996).
Cedera kepala berat merupakan proses dari cedera kepala primer yang berkembang menjadi cedera kepala sekunder bila tidak mendapat penanganan yang memadai.
Kontusio cerebri/cedera kepala berat/severe head injury, ditandai dengan hilangnya kesadaran lebih dari 24 jam, pasien mengalami disorientasi berat, GCS kurang dari 9, otak mengalami memar, laserasi dan haemoragik (www.medicastore.com).
Trauma pada kepala bisa disebabkan oleh benda tumpul maupun benda tajam. Cedera yang disebabkan benda tajam biasanya merusak daerah setempat atau lokal dan cedera yang disebabkan oleh benda tumpul memberikan kekuatan dan menyebar ke area sekitar cedera sehingga kerusakan yang disebabkan benda tumpul lebih luas. Berat ringannya cedera tergantung pada lokasi benturan, penyerta cedera, kekuatan benturan dan rotasi saat cedera (www.medicastore.com).
Tanda dan gejala Cedera Kepala Berat, antara lain:
1.      Kehilangan kesadaran dalam waktu lama
2.      Status kesadaran menurun – responsif hanya terhadap nyeri atau tidak responsif
3.      Terdapat kebocoran LCS dari hidung atau telinga
4.      Tanda-tanda neurologis lokal (pupil yang tidak sana, kelemahan sesisi)
5.      Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial: Herniasi unkus: dilatasi pupil ipsilateral akibat kompresi nervus okulomotor; Herniasi sentral: kompresi batang otak menyebabkan bradikardi dan hipertensi
6.      Trauma kepala yang berpenetrasi
7.      Kejang (selain Kejang singkat (<2menit) satu kali segera setelah trauma)

 E.    Intervensi Keperawatan

No
Intervensi
Rasionalisasi
1.
Pantau adanya pucat dan sianosis
Pucat dan sianosis menandakan adanya kekurangan oksigen di jaringan
2.
Kaji kebutuhan insersi jalan napas
Insersi jalan napas dibutuhkan jika jalan napas mengalami masalah
3.
Perhatikan pergerakkan dada, amati penggunaan otot-otot bantu
Pergerakkan dada yang cepat dan adanya penggunaan otot-otot bantu menandakan kebutuhan oksigen yang tinggi
4.
Pertahankan oksigen dengan kanul nasal, masker, sungkup
Pemberian oksigen membantu untuk pemenuhan kebutuhan oksigen


Bab II
Tinjauan Kasus

A.    Identitas Pasien
Nama                  :  Sdr. K
Umur                  :  18 Tahun
Jenis Kelamin      :  Laki-laki
Nomor RM         :  -
Tanggal masuk    :  21 Desember 2011
Pekerjaan            :  Pelajar
Alamat                :  =
Doiagnosa          :  CKB

B.     Pengkajian
1.   Pengkajian Primer
Airway
Jalan nafas efektif, .

Breathing
RR = 30 x/menit, terlihat adanya retraksi dinding dada, tidak terlihat penggunaan otot bantu pernapasan.

Circulation
Sianosis (+), konjunctiva anemis, CRT > 3 detik, akral dingin

  1. Pengkajian Sekunder
a)      Tingkat Kesadaran            :  Sopor
b)      GCS                                  :  E1M4V2
c)      Tanda-tanda vital              :  TD = 100/70 mmHg, N = 86 x/menit, RR = 30 x/menit

d)     Riwayat Kesehatan Sekarang : pasien rujukan dari Rumah Sakit Randu dongkal, dengan post kecelakaan lalu lintas sepeda motor vs sepeda motor + 5 jam yang lalu. Klien terdapat jejas di dahi kanan, perdarahan mulut bekas gigi atas tanggal 3 dan terdapat susp. patah pada lengan kanan bawah. Terpasang kateter dan terapi yang sudah diberikan yaitu bactesyn 1 gram, ketorolac 30 mg, piracetam 3 gram, manitol 100 cc, kalnex 1 ampul. Sampai di IGD pasien belum sadar.
e)      Riwayat Kesehatan Dahulu    : pasien belum pernah dirawat dengan keluhan yang sama.
f)       Pemeriksaan Fisik
1)      Kepala
Muka      :  Sianonis (+), konjunctiva anemis(+), ukuran pupil anisokor kanan/kiri: 3 mm/ 2 mm, dan jejas didahi kanan
Hidung   :  tidak terdapat secret, napas cuping hidung (-),
Telinga   :  bersih, serumen (-)
Leher      :  JVP (-), pembesaran kelenjar toiroid (-)
2)      Dada                        :  bersih, simetris (+), retraksi dinding dada (+) otot bantu nafas (-)
3)      Punggung                 :  bersih, jejas (-)
4)      Abdomen                 :  jejas (-), peristaltik 8 x/menit
5)      Genetalia                  :  terpasang kateter no 16, produksi urine 850 cc, warna urine kuning jernih.
6)      Ekstremitas
Ekstremitas Atas      :  tangan kiri terpasang IVFD RL 20 tetes/menit, CRT > 3 detik, fraktur (+) pada tangan kanan
Ekstremitas Bawah  :  terdapat luka robek pada ibu jari kaki kanan

C.     Analisa data
No
Data Fokus
Masalah keperawatan
Etiologi
1.
DS: -
DO:
a.       Sopor
b.      RR = 30 x/menit
c.       Fase ekspirasi lebih lama
d.      Retraksi dinding dada (+)
Ketidakefektivan Pola Napas
Kelemahan otot-otot pernapasan
2.
DS: -
DO:
a.       E1M4V2
b.      Sopor
c.       Pupil anisokor 3mm/2mm
d.      Rangsang cahaya pupil kanan/kiri: - / +
Ketidakefektivan Perfusi Jaringan Serebral
Penurunan mekanis dari aliran darah arteri dan vena

D.    Intervensi NIC dan NOC
No
NIC
NOC
1.
Pantau adanya pucat dan sianosis
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan masalah akan teratasi, dengan kriteria: pucat (-), sianosis (-), jalan nafas efektif, pergerakan dada normal, penggunaan otot-otot bantu berkurang
Pertahankan jalan napas
Perhatikan pergerakkan dada, amati penggunaan otot-otot bantu
Pertahankan oksigen sesuai advis dokter
2.
Pantau ukuran pupil, kesimetrisan dan rangsang terhadap cahaya
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan ketidak efektivan perfusi jaringan serebral berkurang, dengan kriteria:
a.       GCS = E2M5V2
b.      Rangsang pupil (+)
Pantau TTV dan Letakkan kepala pada posisi ditinggikan
Berikan manitol sesuai advis dokter
Berikan torasic sesuai advis dokter
Berikan penitoin dan citicolin sesuai advis dokter
                                                                                   
E.     Implementasi
Waktu
No. Dx
Implementasi
Respon
21/02/11
Jam 15.30
1
Memberikan terapi oksigen sesuai advis
Oksigen 10 L/menit
Jam 15.31
1
Memantau adanya pucat dan sianosis
Pucat (+), sianosis (+)
Jam 15.33
1
Memantau TTV
TD = 100/70 mmHg, N = 86 x/menit, RR = 30 x/menit
Jam 15.36
1
Memperhatikan pergerakkan dada dan penggunaan otot-otot bantu
Pergerakan dada simetris (+), penggunaan otot-otot bantu napas (+)
Jam 15.37
2
Memantau ukuran pupil, kesimetrisan dan rangsang terhadap cahaya
Ukuran pupil kanan/kiri = 3 mm/2 mm, an isokor, rangsang cahaya pupil kanan/kiri: - / +
Jam 15.38
2
Memantau GCS
E1M4V2
Jam 15.43
2
Memberikan Torasik sesuai advis dokter
Torasik 1 amp
Jam 15.44
2
Memberikan penitoin dan citicolin sesuai advis dokter
Penitoin 100 mg per drip
Citikolin 1 amp
Jam 15.45

2
Memberikan Manitol sesuai advis dokter
Manitol 250 cc
Jam 15 47
1,2
Memantau TTV
TD = 100/70 mmHg, N = 82 x/menit, RR = 28 x/menit


F.      Evaluasi
Waktu
No. Dx
SOAP
Jam 15.48
1
S: -
O:
a.       RR = 28 x/ menit
b.      Retraksi dinding dada (+)
c.       Sianosis (+)
d.      Penggunaan otot-otot bantu napas (-)
A: Ketidakefektivan pola napas belum teratasi
P:
a.      Pertahankan jalan napas
b.      Pertahankan oksigen sesuai advis dokter
Jam 15.50
2
S:-
O:
a.       E1M4V2
b.      Sopor
c.       Pupil an isokor
d.      Ukuran pupil kanan/kiri: 3 mm/2 mm
e.       Rangsang cahaya pupil kanan/kiri: - / +
A: Ketidakefektivan perfusi jaringan serebral belum teratasi
P:
a.       Pantau ukuran pupil, kesimetrisan dan rangsang terhadap cahaya
b.      Lanjutkan program terapi obat




Bab III
Pembahasan

      Kasus Sdr. S, 18 tahun yaitu pasien dengan Cedera Kepala Berat dengan GCS E1M4V2. Pasien datang dengan post kecelakaan lalu lintas sepeda motor vs sepeda motor + 5 jam yang lalu. Klien terdapat jejas di dahi kanan, perdarahan mulut bekas gigi atas tanggal 3 dan terdapat susp. patah pada lengan kanan bawah. Sampai di IGD pasien belum sadar.
. Sesuai dengan Wilkinson (2007), masalah keperawatan yang muncul adalah ketidakefektivan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penurunan mekanis dari aliran darah arteri dan vena. Sedangkan untuk intervensi dari masalah tersebut menurut Wilkinson (2007), yaitu:
a.       Pantau adanya pucat dan sianosis
b.      Pertahankan jalan napas
c.       Perhatikan pergerakkan dada, amati penggunaan otot-otot bantu
d.      Pertahankan oksigen sesuai advis dokter
Sdr. K mengalami penurunan kesadaran dengan GCS E1M4V2, sopor, pupil an anisokor, ukuran pupil kanan/kiri: 3mm / 2 mm, rangsang cahaya pupil kanan / kiri: - / +. Sesuai Wilkinson (2007), hal ini dapat timbul masalah keperawatan Ketidakefektivan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penurunan mekanis dari aliran darah arteri dan vena. Tindakan yang dapat dilakukan, yaitu:
a.       Pantau ukuran pupil, kesimetrisan dan rangsang terhadap cahaya
b.      Pantau GCS
c.       Berikan manitol sesuai advis dokter
d.      Berikan torasic sesuai advis dokter
e.       Berikan penitoin dan citicolin sesuai advis dokter



Daftar Pustaka

Hudak, Carolyn M dan Gallo, Barbara M. 1996. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik (Critical Care Nursing: A Holistic Approach). Jakarta: EGC.

Smeltzer, Suzzare C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.  Jakarta : EGC.



Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku DIAGNOSIS KEPERAWATAN dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC Edisi 7. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.


www.sehatgroup.web.id



ephan's production


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar